Saya ditugaskan untuk mereview, proposal dari PT XL, untuk TML mengenai "MPLS & Internet Broadband". Berikut pendapat saya mengenai proposal tersebut yang saya sampaikan ke Management. MPLS dan Internet Broadband adalah 2 tools yang berbeda. MPLS adalah jaringan data yang menghubungkan satu kantor dengan kantor cabang lainnya, sedangkan Internet broadband adalah jaringan internet yang terkoneksi ke suatu ISP tertentu, dalam hal ini di provide oleh XL.
MPLS adalah salah satu teknologi jaringan WAN (Wide Area Network). Jenis WAN yang lain adalah Frame Relay, ATM, dsb. MPLS (Multiprotocol Label Switching) adalah sebuah teknik yang menggabungkan kemampuan manajemen switching yang ada di dalam teknologi ATM dengan fleksibilitas network layer yang dimiliki teknologi IP. Konsep utama MPLS adalah dengan mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router yang dilalui paket, sehingga pengiriman paket akan lebih cepat dan efisien. Caranya yaitu dengan memberikan label pada setiap paket data yang dikirim melalui jaringan. Label tersebut akan memberitahukan router, bagaimana merutekan dan memprioritaskan setiap paket tersebut sehingga router tidak perlu memeriksa seluruh headernya pada setiap paket.
Trend teknologi untuk jaringan data, saat ini orang lebih cenderung menggunakan MPLS yang berbasis IP, seperti tertulis di Frame Relay Forum, di http://www.frforum.com. Sedangkan Frame Relay saat ini justru cenderung mulai ditinggalkan.
Apakah TML sudah memerlukan MPLS? Sekalipun lebih murah dibanding FR, LC, dan ATM, menurut saya untuk saat ini belum diperlukan, karena jumlah kantor TML hanya ada di Jakarta dan Medan. Kalau pun jika memang dibutuhkan jaringan antar kantor tersebut, justru lebih cocok menggunakan LC (Leased Channel) bukan MPLS. MPLS akan efisien efektif jika jumlah kantor yang dihubungi lebih dari 4 kantor cabang.
Mungkin perlu dipertimbangkan jika MPLS ini untuk menghubungkan kantor Jakarta, Medan dengan kantor pusat IAL/IAM langsung. Ini lebih cocok, sehingga nantinya user tidak perlu koneksi ke internet untuk mengakses web IAL/IAM. Tetapi langsung melalui jaringan data mengakses server tersebut. Masalahnya, apakah data tersebut ada di kantor IAL-nya atau justru di hosting di pihak ke-3.
Sedangkan untuk koneksi internet, menurut saya ISP LA, sudah cukup bagus. Karena hampir semua ISP di Indonesia, memiliki jaringan backbone di LA. Timbulnya masalah di pihak kita, justru oleh karena utilitas bandwidth yang kita gunakan sudah 100%. Sehingga seringkali kita kekurangan, yang menyebabkan koneksi drop. ISP manapun kita berlangganan, jika bandwidth yang kita langgani adalah 128 Kbps, maka koneksi tetap akan kita peroleh 128 Kbps.
Kalau kita memang mau beralih, saya menyarankan justru ke CB. Memang lebih mahal, dibanding LA. CBN untuk 128 = Rp 11.000.000,- sedangkan LA hanya Rp 7 juta-an. Perbedaan ini disebabkan CB memiliki ratio = 1:1 (clear channel) baik dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan LA : dalam negeri 1:1 sedangkan keluar negeri 1:4.
Perbedaan ini cukup signifikan untuk TML karena mengakses web yg berada di luar negeri. Sehingga saran saya adalah beralih ke CB dengan koneksi 128 atau tetap di LA tetapi dengan bandwidth yang sudah dinaikan menjadi 256.
Friday, February 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment